– Kiki namanya, gadis yang masih duduk di bangku SMA itu sangat liar. Ia tinggal sendirian, asalnya dari luar kota, setiap bulannya ia hanya menerima kiriman uang dari orang tuanya. Tempat kost kami tiga tingkat, lantai satu untuk parkiran kendaraan kami, lantai dua untuk kamar laki-laki, dan lantai tiga untuk kamar perempuan.
Di sini lebih bersih dibandingkan kost yang dahulu aku tempati untuk mengintai gerak-gerik Citra. Ada sekitar dua puluhan kamar di setiap lantainya, ruangan cukup besar seperti halnya apartemen, ada dapur dan kamar mandi di dalam. Cukup nyaman walau pun sedikit mahal.
Ketika itu aku mendengar suara gaduh di lantai atas, aku segera berlari ke sana, dan mendapatkan dua gadis sedang berkelahi, mereka sedang bercakar-cakaran dan menarik-narik rambut. Aku segera meleraikan mereka, dengan mudah kulerai mereka. Namaku Wahyu, aku mengancam mereka akan ku bawa ke kantor polisi kalau melakukan perkelahian lagi.
Kiki seorang yang ngotot, ia tidak mau berdamai, sedangkan lawannya yang bernama Siska sudah meminta maaf dan ingin berjabat tangan. Kuminta Siska kembali ke kamarnya, sedangkan Kiki ku tenangkan. Ku bawa ke cafe yang berada di depan kost, sejak itulah kami mulai dekat. lapakasia303
Entah berpacaran atau tidak, tapi kami sudah cukup dekat, bahkan sangat dekat. Aku mulai melupakan Citra, gadis yang pernah menjadi target operasiku, ia adalah seorang pecandu narkoba, sekarang dia sedang direhabilitasi, dan sudah lama aku tidak mengunjunginya, semoga saja dia semakin membaik.
Malam itu Kiki sedikit takut ketika kami pulang dari bioskop, kami menonton film horor Hollywood yang berjudul Annabelle, cerita boneka hantu yang memiliki kekuatan supranatural jahat. Entah kenapa malam itu Kiki bilang ia tidak bisa tidur karena terngiang-ngiang dengan film tersebut, dan aku terpaksa mengijinkannya beristirahat di kamar kost ku.
Penisku terasa sangat mengeras di balik celanaku, agar lebih leluasa aku pun segera membuka pakaianku hingga bugil. “Mas, itu tititnya besar, ngaceng lagi, Kiki belum pernah lihat..”, katanya seperti gadis lugu. “Kiki penasaran? Lihat saja…”, aku mengarahkan penisku ke arahnya. Kiki memperhatikan penisku dan diraba-rabanya.
Beberapa menit kemudian aku mulai mengajarinya. Aku duduk di kasur dan Kiki berjongkok di lantai, aku mengajarinya cara memainkan penis dan menyepongnya. Kiki dengan cepat bisa belajar, ia seperti mudah sekali mengerti dengan apa yang kuarahkan. Kiki semakin profesional mengocok dan menyepong penisku. Kuperhatikan wajahnya yang sedang maju mundur di selangkanganku, penisku keluar masuk di mulutnya. Ia kadang-kadang menjilatinya.
Wajahnya sungguh ayu, mirip dengan anggota JKT48. Kubayangkan wajah artis itu yang sedang menyepong penisku, oh sungguh nikmat hingga aku hampir berejakulasi. Kutahan sepongan Kiki, aku tidak mau segera mengusaikan semua ini. Aku mengangkatnya, aku lalu merebahkannya kembali ke kasur, kembali kuciumi bibirnya. Sedikit berbeda, setelah menyepongi penisku, bibir Kiki terasa berbeda, ada sedikit bau rasanya. Tidak mau lama menikmati bibirnya itu, aku pun kemudian mengarahkan ciumanku ke leher hingga menuju ke susu nya kembali.
Indah susunya, kuremas dan kusedoti putingnya. Sungguh nikmat rasanya, aku telah mengagahi pacarku, pacar yang usianya terpaut cukup jauh denganku. Susunya segar, aku sangat menyukainya, putih mulus dan harum. Beberapa menit berlalu aku pun mulai meraba ke arah vaginanya, jembutnya yang masih jarang-jarang menandakan dia baru bertumbuh remaja. slotlapak303
Aku mulai meraba bagian garis tengahnya itu, Kiki sedikit malu-malu, namun aku mendekap mulutnya dengan bibirku agar aku leluasa memainkan jariku di vaginanya.photomemek.com Kiki merintih nikmat ketika aku memainkan daerah klitorisnya, sedikit geli membuat Kiki merontah ingin melepaskan tanganku dari vaginanya. Namun aku menindihnya kuat, lalu aku mulai memainkan jariku, keluar masuk di lubang vaginanya yang ternyata masih sangat sempit.
Sudah cukup lama dan tanganku mulai lelah memompa di dalam vaginanya itu, kini aku coba mengarahkan penis ku yang sedang me ngaceng keras ke vaginanya. “Ah, sakittt…”, rintih Kiki karena vaginanya sedikit sempit sehingga penis besarku merobeknya.
Aku hanya tersenyum lalu melanjutkan ciumanku di bibirnya. Ah, aku mulai membuka pakaiannya, piyama tipisnya juga harum. Wah, susunya terlihat segar, ukurannya memang sepadan dengan gadis seumurannya, tidak besar juga tidak kecil, namun terlihat ranum karena baru tumbuh.
Putingnya pun masih kecil, dan sedikit berwarna merah muda. Aku langsung saja menjilatinya, nikmat susunya membuatku semakin ngaceng.,,,,,,,,,,,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar